https://beritatanahair.com/

Harga Beras Naik Lagi, Ini Kata Pedagang dan Konsumen di Pasar Tradisional

Akhir-akhir ini, banyak yang ngeluh soal harga beras yang makin melonjak. Saya pun penasaran dan memutuskan buat blusukan ke salah satu pasar tradisional di kota. Bukan cuma buat beli kebutuhan dapur, tapi juga pengin denger langsung suara pedagang dan pembeli soal naiknya harga beras yang makin bikin pusing kepala.

Pedagang: Stok Ada, Tapi Harganya Nggak Bersahabat

Begitu sampai di pasar, saya langsung menuju ke lapak-lapak beras. Di salah satu kios, saya ngobrol sama Bu Rina, pedagang beras yang udah jualan lebih dari 10 tahun.

“Harga naik terus, Mas. Dulu beras medium masih di kisaran Rp11 ribu per kilo, sekarang udah tembus Rp14 ribu. Yang premium malah nyaris Rp17 ribu,” keluh Bu Rina sambil menata karung-karung berasnya.

LINK ALTERNATIF TRISULA88

Menurut Bu Rina, stok beras sebenarnya nggak terlalu langka. Tapi harga dari distributor memang udah naik sejak awal bulan lalu. Dia juga bilang, banyak pelanggan setianya yang sekarang mulai ngurangin jumlah belinya.

“Biasanya ibu-ibu beli 5 kilo, sekarang paling 2 atau 3 kilo. Mereka bilang uang belanja nggak nambah, tapi harga-harga terus naik,” tambahnya.

Konsumen: Mau Nggak Mau Tetap Beli, Tapi Terpaksa Ngirit

Setelah dari kios Bu Rina, saya mampir ke warung sayur langganan, tempat banyak ibu-ibu belanja pagi-pagi. Di sana saya sempat ngobrol dengan Bu Ani, seorang ibu rumah tangga yang udah 20 tahun langganan belanja di pasar itu.

“Yah, mau gimana lagi, Mas. Beras kan makanan pokok. Meski mahal, tetap harus beli,” kata Bu Ani sambil tertawa kecil. Tapi dari ekspresinya, saya tahu kalau dia sebenarnya nggak setenang itu.

Menurut Bu Ani, sekarang dia harus putar otak buat ngatur belanja bulanan. Biasanya bisa beli camilan buat anak-anak atau lauk yang agak mewah seminggu sekali, sekarang harus rela masak yang sederhana terus.

“Kadang nasi sama tahu tempe aja udah syukur, yang penting perut kenyang,” ucapnya sambil menenteng plastik belanjaan.

Penyebab Kenaikan Harga? Cuaca, Panen Gagal, dan Distribusi

Kalau ditanya kenapa harga beras bisa naik terus, sebagian besar pedagang dan konsumen kasih jawaban yang mirip-mirip: cuaca nggak menentu, musim panen yang mundur, dan distribusi yang nggak lancar.

Pak Hadi, salah satu pedagang besar di pasar itu, bilang kalau pasokan dari petani belakangan ini berkurang. Alasannya karena banyak sawah yang gagal panen akibat cuaca ekstrem beberapa bulan lalu.

“Selain itu, biaya transportasi juga naik, Mas. Solar mahal, terus jalan ke daerah penghasil padi juga banyak yang rusak. Jadi wajar kalau harga beras di kota ikut naik,” jelas Pak Hadi panjang lebar.

Harapan Mereka: Pemerintah Cepat Tanggap

Dari hasil obrolan saya di pasar, satu hal yang paling jelas: semua orang berharap pemerintah bisa turun tangan lebih cepat. Baik pedagang maupun konsumen sama-sama pengin ada solusi nyata.

“Mungkin bisa operasi pasar, atau distribusi dari Bulog diperbanyak,” kata Bu Rina penuh harap.

Sementara Bu Ani bilang, “Kalau bisa sih ada bantuan langsung atau sembako murah buat masyarakat kecil. Biar nggak makin tertekan.”

Kesimpulan: Harga Naik, Tapi Harapan Tetap Ada

Naiknya harga beras memang bikin banyak orang kelimpungan. Tapi dari pasar tradisional, saya bisa lihat semangat warga masih kuat. Meski berat, mereka tetap cari cara buat bertahan. Pedagang tetap jualan dengan senyum, ibu-ibu tetap belanja sambil ngobrol dan saling support.

Kita cuma bisa berharap, semoga harga-harga segera stabil. Dan semoga juga, suara dari pasar tradisional ini bisa sampai ke telinga para pengambil kebijakan. Karena dari pasar-pasar seperti inilah denyut nadi kehidupan rakyat sebenarnya bisa kita rasakan.